Article Detail


Literasi Numerasi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Indonesia tengah menghadapi berbagai tantangan masa depan yang menuntut perhatian serius, khususnya dalam sektor pendidikan. Tantangan tersebut muncul dari kompleksitas kehidupan masyarakat yang kian meningkat, dinamis, penuh ketidakpastian, serta dipengaruhi secara signifikan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain, realitas sosial masyarakat Indonesia juga semakin plural dan beragam, yang berpotensi menimbulkan gesekan atau konflik jika tidak dikelola dengan baik. Oleh sebab itu, sistem pendidikan Indonesia perlu segera bertransformasi untuk mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang mandiri, tangguh dalam menghadapi tantangan, mampu mengatasi berbagai hambatan, dan menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan bagi masyarakat, bangsa, dan umat manusia secara luas.

Generasi muda Indonesia harus dibentuk sebagai pribadi yang gigih, tahan banting, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Mereka juga perlu memiliki kemampuan adaptif yang tinggi, serta dibekali dengan pola pikir berkembang (growth mindset) agar mampu melihat peluang dalam setiap tantangan, menerima masukan secara konstruktif, serta percaya bahwa setiap individu memiliki potensi dan bakat untuk terus berkembang.

Namun demikian, pendidikan di Indonesia saat ini masih menghadapi sejumlah persoalan mendasar, terutama dalam hal kualitas. Salah satu indikator yang mencerminkan hal tersebut adalah rendahnya capaian literasi membaca dan literasi numerasi (kemampuan matematika) peserta didik Indonesia. Hal ini tergambar dari hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa skor peserta didik Indonesia berada di bawah rata-rata internasional. Berdasarkan data PISA tahun 2023, Indonesia menempati peringkat ke-68 dari 81 negara, dengan skor literasi matematika sebesar 379, literasi sains 398, dan literasi membaca 371. Skor ini masih jauh di bawah skor rata-rata internasional, yaitu matematika (472), sains (485), dan membaca (476). Fakta ini menegaskan perlunya perbaikan yang mendalam dan berkelanjutan dalam sistem pendidikan nasional, khususnya dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada penguatan literasi dan numerasi.

Oleh karena itu, sekolah memegang peranan sentral dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Sekolah diharapkan mampu menjadi penghubung yang efektif antara berbagai permasalahan pendidikan dengan solusi nyata yang dapat diterapkan. Dalam konteks ini, SMA Tarakanita menunjukkan komitmennya sebagai institusi pendidikan yang serius dalam membekali peserta didik dengan kemampuan literasi numerasi yang kuat. Langkah ini merupakan bentuk kepedulian sekaligus tanggung jawab sekolah dalam menjawab tantangan rendahnya penguasaan literasi numerasi di kalangan siswa. Melalui berbagai program dan pendekatan pembelajaran yang terintegrasi, SMA Tarakanita berupaya menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk memahami, mengaplikasikan, dan mengembangkan kemampuan numerasi secara kontekstual dan bermakna.

Program literasi numerasi di SMA Tarakanita tidak terbatas pada mata pelajaran Matematika semata, melainkan diintegrasikan secara menyeluruh ke dalam berbagai mata pelajaran lainnya. Pendekatan ini dilakukan sebagai upaya untuk menanamkan pemahaman bahwa kemampuan numerasi bersifat lintas disiplin dan relevan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, peserta didik diajak untuk memahami konsep numerasi melalui kegiatan sederhana namun bermakna, seperti menyusun menu sarapan sehat. Dalam aktivitas ini, siswa diminta mempertimbangkan proporsi ideal antara nasi, lauk, dan sayur dalam satu piring, dengan memperhatikan keseimbangan gizi dan asupan kalori. Situasi ini kemudian dikaji secara numerik melalui perbandingan kuantitatif antar komponen makanan, sehingga peserta didik tidak hanya memahami pentingnya pola makan seimbang, tetapi juga mampu mengaplikasikan konsep perbandingan dan proporsi dalam konteks nyata.

Dalam rangka mengetahui sejauh mana tingkat literasi numerasi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, SMA Tarakanita Magelang secara berkala menyelenggarakan asesmen yang difokuskan pada aspek literasi numerasi. Pelaksanaan ujian ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai capaian belajar siswa dalam konteks literasi numerasi sekaligus menjadi alat evaluasi atas efektivitas program pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil dari asesmen ini menjadi dasar bagi sekolah untuk melakukan perbaikan, penyempurnaan strategi pembelajaran, dan penguatan intervensi guna meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan. Melalui langkah-langkah strategis ini, SMA Tarakanita Magelang berharap dapat mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam kemampuan numerasi, tetapi juga siap memberikan kontribusi nyata dalam mendukung tercapainya visi besar Indonesia Emas 2045. (Mahasiwa PLP Univ. Tidar)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment