Article Detail

BELAJAR UNTUK BISA DIPERCAYA dan MEMPERCAYAI

BELAJAR UNTUK BISA DIPERCAYA dan MEMPERCAYAI
(Retret siswa Katholik kelas xii 11 – 13 Februari, Wisma PBHK Parakan)

        “Rasanya malas dan “aras-arasen” ketika hari H pelaksanaan retret tiba. Betapa tidak? Kita harus meninggalkan rumah dan keluarga untuk 3 hari, bahkan harus berangkat sendiri ke lokasi retret padahal belum pernah ke sana, lagi pula yang namanya retret pasti bakal boring dan menyebalkan acaranya……………….” begitu perasaan yang muncul dari sebagian besar peserta retret  SMA TarQ sebelum mereka masuk dalam rangkaian kegiatan retret yang diselenggarakan pada hari Senin 11 Februari 2013 dan berakhir Rabu 13 Februari 2013 di wisma PBHK Parakan.
         “Nggak nyangka kalau kita bakal dibawa ke acara yang sedemikian asik dan takterlupakan seperti ini, bahkan belum pingin pulang, rasanya terlalu cepat waktu berlalu, di sini kami sungguh merasakan kedamaian dan kebersamaan” demikian tutur para siswa ketika mereka harus menuliskan refleksi akhir dari kegiatan Retret yang dibimbing oleh Romo Hartono Pr itu.
          Dalam Sessi I para siswa diajak untuk masuk dalam suasana dengan beberapa game DINAMIKA KELOMPOK. Dari kegiatan itu para siswa diajak untuk melupakan segala kegalauan dan berbaur dengan semua teman yang berasal dari kelas yang berbeda-beda yang dalam keseharian tidak mereka kenal secara mendalam. Namun dalam sekejap mereka menjadi kelompok yang kompak, solid dan saling mengandalkan satu sama lain.
         Selanjutnya para siswa diajak untuk berfokus pada mengenal diri mereka masing-masing. Mereka diajak untuk mengungkapkan did lam kelompoknya segala yang menjadi kegalauan yang mengganjal, terlebih sebentar lagi mereka harus menghadapi Ujian Nasional yang sangat menentukan nasib mereka. Sungguh tak terbayangkan, para siswa bisa bercurhat sedemikian mendalam dengan teman-temannya di dalam kelompok, tanpa rasa sungkan dan malu. “Ternyata saya bukan yang paling tidak beruntung di sini, ternyata apa yang kualami tak seberat yang harus dialami teman-temanku,” begitu yang diutarakan salah satu siswa dalam refleksi hari pertama setelah acara sharing dalam kelompok itu. “Dari sharing kelompok itu kami jadi bisa memahami kesulitan dan beban hidup yang dimiliki oleh teman –teman sehingga bisa jadi lebih memahami mereka dengan lebih bijaksana dan bisa saling menguatkan,” tutur seorang siswa yang lain.
         Di hari ke-2 para siswa diajak untuk menganalisa kegagalan dan menemukan akar permasalahannya. Mereka masuk dalam diri mereka sendiri untuk menggali pengalaman gagal dan menelusur ke belakang, apa yang menjadikan kegagalan itu dan berdamai dengan masa lalu untuk bangkit dan melangkah ke hari depan dengan harapan yang baru. Malam harinya mereka diajak untuk membakar kebiasaan hidup lama yang masih dikuasai oleh rasa malas, sombong, dendam, tidak peduli dan ketidakpercayaan diri. Cara hidup lama yang ingin ditinggalkan itu mereka tulis dalam kertas dan dipersembahkan kepada Yesus dalam doa malam dengan membakarnya di depan Patung Hati Kudus Yesus satu per satu. Sungguh syahdu suasana malam itu, terlebih setelah diguyur hujan deras sepanjang sore.
          Di hari terakhir mereka saling meneguhkan di dalam kelompok, bahwa mereka akan selalu menjadi teman yang bisa dipercaya dan mempercayai dalam menghadapi berbagai permasalahan, terlebih untuk menghadapi Ujian Nasional mereka. Proficiat untuk para siswa kelas xii SMA TarQ, keep the spirit!

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment